lambang

lambang

Minggu, 11 Desember 2011

DESTILASI SEDERHANA


Sejarah
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk destilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses destilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern destilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan destilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Destilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.


Jenis
Ada 4 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, dan destilasi vakum.
 Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatile.  Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

BAB III
Metode Penelitian
3.1    Alat dan Bahan
Alat-alat yang di perlukan :
1.       Paku
2.       Gergaji
3.       Pisau
4.       Korek api
Bahan-bahan yang di perlukan, diantaranya :
1. toples kaca (dengan tutup yang rapat)
2. selang kecil
3. dudukan untuk membakar toples kaca
4. spirtus(bahan bakar)
5. gelas atau toples kaca (sebagai wadah hasil dari destilasi)
6. kaleng susu bekas
7. lem(lem apa saja yang penting merekat)
8. pipa paralon
9.  wadah(berisi air dingin)
10. sandal jepit bekas


3.2    Langkah Pembuatan

1.       Pertama, lubangi tutup gelas/toples kaca sesuai dengan ukuran selang yang di gunakan,
2.       Kedua, sambungkan selang dan tutup toples/gelas kaca menggunakan lem, usahakan agar tidak ada sedikit pun rongga atau lubag di antara selang dan tutup.





                       selang                                                                                           Tutup toples/gelas kaca





                                                                                                                              lubang

3.       Buat lubang di sisi kanan atas dan kiri bawah se ukuran dengan selang yang di gunakan, satukan selang dan pipa dengan lem perekat, jangan ada lubang!
                         lubang                                                  PIPA PARALON
                                                                                                                                                                                                  lubang
       selang                                                                                                                                                                          selang
4.       Potong sandal jepit sesuai ukuran lubang pipa! Buat 2!
5.       Lubangi sandal yang telah terpotong tadi tepat di tengah se ukuran dengan selang yang di gunakan.
6.       Kemudian, masukan selang yang panjang tersebut ke lubang di sandal tersebut,lalu masukan ke dalam pipa.     




                                                                                                                                                                   selang














                                                                                                                Paralon                                                 sandal
7.       Selanjutnya, kita akan membuat kompor spirtus dari kaleng susu bekas dengan cara memotong 2 kaleng dan satukan kembali, lubangi tutup atas kaleng tersebut.
SATUKAN!!                                                                                        
 


SKETSA GAMBAR
                                                                                                Wadah



















kompor


Nah kira-kira begitulah hasi jadinya. Setelah alat destilasi ini selesai di buat, maka hanya perlu percobaannya saja agar cara kerja alat ini dapat di buktikan.
Cara kerja
        distilasi adalah pemisahan zat/komponen sesuai titik didih. Jadi komponen yang mempunyai titik didih yang lebih rendah dapat diperoleh sebagai produk atas alat distilasi atau yang biasa disebut distilat, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan didapatkan sebagai hasil bawah.

Prinsip kerjanya sebagai berikut. Campuran (baik berfasa uap/cair/maupun campuran uap-cair) yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat distilasi. Di bagian bawah alat terdapat pemanas. Pemanas berfungsi untuk menguapkan cairan yang ada di bawah. Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas. Selama mengalir ke atas, uap akan bertemu cairan di atas. Zat-zat bertitik didih rendah dalam cairan akan teruapkan dan mengalir ke atas, sedang zat-zat bertitik didih tinggi dalam uap akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.

Jika distilat ingin diambil dalam bentuk cair, semua uap yang ada di atas diembunkan dalam kondenser. Sebagian keluaran kondenser dikembalikan ke dalam alat ditilasi sebagai refluks, cairan yang akan mengambil zat-zat betitik didih tinggi ke bawah, sebagian lagi diambil sebagai distilat.


Didalam alat distilasi terdapat tray dan atau bahan isian. Tray/bahan isian ini berfungsi untuk memperbagus kontak antara cairan dan uap sehingga zat yang berbeda titik didih akan lebih mudah terpisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar